aasana.org -Kalau dipikir-pikir, hampir semua wanita pasti pernah ngalamin keputihan. Normalnya, cairan ini berfungsi membersihkan dan melindungi organ kewanitaan. Tapi kalau jumlahnya berlebihan, bau tidak sedap, atau menimbulkan gatal, keputihan bisa jadi tanda ada masalah.
Banyak orang memilih obat medis, tapi ada juga yang tertarik dengan obat tradisional keputihan. Ramuan alami dianggap lebih lembut di tubuh dan sudah digunakan turun-temurun. Nah, dalam artikel ini kita bahas bahan-bahan tradisional yang dipercaya membantu, plus tips menjaga kesehatan area kewanitaan.
Apa Itu Keputihan?
Bisa dibilang, keputihan adalah mekanisme normal tubuh perempuan, di mana vagina menghasilkan cairan tertentu guna menjaga keseimbangan dan kesehatan. Ada dua jenis:
-
Keputihan normal (fisiologis): bening/putih susu, tidak bau, tidak gatal. Biasanya muncul saat masa subur, menjelang haid, atau setelah aktivitas fisik.
-
Keputihan tidak normal (patologis): cairan kuning/hijau, bau menyengat, gatal, bahkan disertai nyeri. Biasanya disebabkan infeksi jamur, bakteri, atau parasit.
Penting dicatat: obat tradisional hanya bisa membantu meringankan gejala ringan. Kalau keputihan parah atau kronis, tetap harus konsultasi ke dokter.
1. Daun Sirih
Sejak dulu, daun sirih terkenal sebagai antiseptik alami. Air rebusan daun sirih sering dipakai untuk membilas area kewanitaan.
Cara pakai tradisional:
-
Rebus 5–7 lembar daun sirih dalam 2 gelas air, biarkan mendidih hingga tersisa 1 gelas.
-
Gunakan air rebusan (suhu hangat) untuk membilas bagian luar vagina.
Manfaat: membantu mengurangi bau tidak sedap dan rasa gatal.
2. Kunyit
Kunyit mengandung zat antibakteri dan antiinflamasi. Dalam pengobatan tradisional, kunyit dipakai untuk menjaga kesehatan organ reproduksi.
Cara pakai:
-
Parut kunyit segar, peras airnya.
-
Bisa diminum sebagai jamu dengan campuran madu atau asam jawa.
Manfaat: membantu mengurangi peradangan ringan dan menjaga keseimbangan flora di tubuh.
3. Bawang Putih
Bawang putih dikenal sebagai antibiotik alami. Sejumlah riset dan pengalaman turun-temurun menempatkan bawang putih sebagai salah satu bahan herbal yang diyakini mampu menekan infeksi jamur pada area kewanitaan.
Cara pakai:
-
Konsumsi bawang putih mentah 1–2 siung per hari (bisa dicampur madu biar rasanya lebih enak).
-
Hindari penggunaan langsung di area kewanitaan karena bisa iritasi.
Manfaat: meningkatkan daya tahan tubuh dan melawan infeksi ringan.
4. Lidah Buaya (Aloe Vera)
Selain terkenal untuk kulit, lidah buaya juga digunakan dalam ramuan tradisional untuk keputihan.
Cara pakai:
-
Gel lidah buaya murni bisa diminum dengan campuran madu.
-
Atau dibuat jus lidah buaya segar (dalam jumlah kecil).
Manfaat: membantu mengurangi peradangan dan menyejukkan tubuh.
5. Daun Sambiloto
Sambiloto dikenal dengan rasa pahitnya, tapi banyak dipakai dalam jamu tradisional untuk mengatasi berbagai infeksi.
Cara pakai:
-
Rebus beberapa helai daun sambiloto, minum air rebusannya saat hangat.
Manfaat: meningkatkan imunitas dan membantu melawan penyebab keputihan yang ringan.
6. Yogurt Alami
Meski bukan herbal, yogurt alami sering direkomendasikan sebagai obat tradisional modern karena mengandung probiotik (Lactobacillus). Bakteri baik ini membantu menyeimbangkan flora vagina.
Cara pakai:
-
Konsumsi yogurt tanpa gula secara rutin.
Manfaat: menjaga keseimbangan bakteri baik dan mencegah infeksi jamur.
Baca juga tentang:
- Dosha Ayurveda: Vata, Pitta, Kapha & Cara Mengenalinya
- Apa Itu Ayurveda? Sejarah, Filosofi, dan Relevansinya di Era Modern
Tips Menjaga Kesehatan Area Kewanitaan
Selain obat tradisional keputihan, gaya hidup sehat juga penting:
-
Jaga kebersihan: cuci area kewanitaan dengan air bersih, hindari sabun wangi berlebihan.
-
Pakaian dalam katun: biar area tetap kering dan sirkulasi udara lancar.
-
Ganti pembalut teratur: saat haid, ganti setiap 4–6 jam.
-
Konsumsi makanan sehat: perbanyak buah, sayur, dan air putih.
-
Kurangi stres: karena stres bisa memengaruhi hormon dan memicu keputihan berlebih.
-
Hindari penggunaan obat sembarangan: terutama antibiotik tanpa resep.
Kapan Harus ke Dokter?
Obat tradisional bisa membantu, tapi ada kondisi yang butuh perhatian medis segera:
-
Keputihan berwarna kuning/hijau pekat.
-
Bau menyengat seperti amis atau busuk.
-
Rasa gatal/terbakar hebat.
-
Disertai nyeri saat buang air kecil atau berhubungan.
-
Tidak membaik setelah pengobatan alami.
Kalau gejala ini muncul, segera periksa ke dokter spesialis kandungan.
Tradisional + Modern: Kombinasi Bijak
Kalau dipikir-pikir, nggak ada salahnya menggabungkan kearifan lokal dengan sains modern. Obat tradisional bisa jadi langkah awal atau pendukung, tapi untuk kepastian penyebab, tetap perlu diagnosis medis.
Contohnya, daun sirih bagus untuk menjaga kebersihan, tapi kalau infeksi jamur sudah berat, dokter bisa memberikan obat antijamur yang lebih efektif.
Manfaat dari Obat tradisional keputihan
Obat tradisional keputihan banyak dipakai wanita karena praktis, alami, dan sudah digunakan turun-temurun. Dari daun sirih, kunyit, bawang putih, hingga sambiloto, semua punya manfaat masing-masing.
Tapi ingat, herbal hanya membantu meredakan gejala ringan. Kalau keputihan parah, tetap butuh pemeriksaan medis. Pertanyaannya sekarang: mau coba rawat kesehatan organ kewanitaan lo dengan cara alami, tapi juga bijak memadukannya dengan medis modern?